Recent Posts

Recent Comments

Popular Posts

Tutorial Blog

Katanya Temen Nih

Site Info

tab 1 - Click >> Edit

Friend Link

Diberdayakan oleh Blogger.

tab 3 - Click >> Edit

tab 2 - Click >> Edit

Tab 4 - Click >> Edit

Reader Community

About Me

Followers

Search

Rabu, 26 Oktober 2011

kabinet 100 menteri masa ORLA

Menjelang kejatuhan Presiden Soekarno dari kekuasaannya,maka Soekarno untuk menarik simpati rakyat membentuk Kabinet Dwikora yang disempurnakan (Kabinet Dwikora-II) atau lebih dikenal dengan “Kabinet 100 Menteri” yang umurnya tidak ada seumur jagung (24 Pebruari 1966 s/d 28 Maret 1966) ,susunan nya bisa dibaca dibawah tulisan ini. Tentu yang disampaikan kepada rakyat pada waktu itu tentu adalah demi menjawab kebutuhan saat itu,namun bahasa politik nya adalah “menarik simpati rakyat” pada masa itu. Soekarno membutuhkan dukungan yang kuat akibat peristiwa G30S/PKI serta kondisi perekonomian yang morat-marit . Kehilangan dukungan politik dari segenap elemen bangsa pada waktu itu membuat posisi Soekarno sangat sulit,popularitasnya menurun tajam,kesalahan ditimpakan kepada dirinya,rakyat & mahasiswa bergolak menuntut tidak henti-hentinya (Tritura). Itulah detik-detik akhir dari kekuasaan Soekarno sampai keluarnya Supersemar yang kontroversi serta susunan Kabinet Dwikora III (28 Maret 1966 s/d 25 Juli 1966) pun tidak berhasil membuat kekuasaan Soekarno pulih. Soekano akhirnya tumbang dari kekuasaan setelah Soeharto dilantik menjadi Pejabat Presiden Republik Indonesia pada tgl.12 Maret 1967.

Nasib Presiden Soeharto pun hampir sama dengan kondisi Soekarno di akhir kekuasaannya. Detik-detik menjelang akhir kekuasaan,Soeharto berusaha membangun citra dengan membentuk Kabinet Reformasi & membubarkan Kabinet Pembangunan VII. Namun sebelum sempat Kabinet Reformasi itu diumumkan,beberapa Menteri yang dulunya “setia” kepada Soeharto mengundurkan diri. Maka goncanglah kekuasaan Soeharto & akhirnya hanya selang 2 hari dari niat membentuk Kabinet Reformasi,Presiden Soeharto mengundurkan diri & menyerahkan kekuasaan kepada Habibie (21 Mei 1998)

Naiknya SBY sebagai presiden pun penuh kontroversi,sampai sekarang ini ada yang meyakini bahwa SBY sebenarnya telah melakukan “kudeta halus” kepada Megawati Soekarnoputri. Dengan kepiawaian kepribadian santunnya,sang Jenderal seolah “disingkirkan” oleh Megawati untuk meraih simpati rakyat Indonesia yang memang saat itu tidak cukup puas dengan kepemimpinan Megawati akibat beberapa skandal korupsi yang melibatkan kader-2 PDI-P. Pemilu Presiden memang menjadi alat legitimasi SBY untuk naik menjadi presiden Republik Indonesia,seperti halnya beberapa presiden setelah Soekarno pun melakukan hal yang sama dengan legitimasi-legitimasi politik : Soeharto naik sebagai presiden dengan dukungan MPRS,Habibie naik dengan dukungan UUD 1945 yang memang memperbolehkan dirinya menjadi Presiden bilamana Presiden Soearto mengundurkan diri atau berhalangan tetap,Gus Dur menjadi Presiden berikutnya setelah MPR hasil Reformasi menetapkan dirinya menjadi Presiden walau partainya bukan pemenang Pemilu waktu itu,Megawati naik menjadi presiden berikutnya setelah Gus Dur di “impeach” oleh MPR.

Hukum Karma sepertinya akan terjadi juga pada diri SBY pada saatnya nanti. Popularitas yang terus menurun setelah 2 tahun pemerintahannya adalah akibat beberapa skandal korupsi yang melibatkan kader-2 Partai Demokrat. Ucapan-ucapannya dalam menegakkan pemberantasan korupsi pada saat kampanyenya dulu menjadi bumerang bagi dirinya. Politik pencitraan yang dibangun untuk menjatuhkan Megawati akhirnya menggerogoti dirinya sendiri. Rakyat mulai mengerti & tahu siapa SBY & keluarganya melalui tulisan-2 negatip dari berbagai sumber yang ada (George Aditjondro “Gurita Cikeas” dan bocoran The Wikileaks). Kinerja Kabinetnya yang amburadul dan membuat stagnan pembangunan ini dikritik habis-habisan oleh para pengamat. Para pemuka agama pun menelanjangi pemerintahan SBY dengan mengatakan pemerintahan ini membangun kebohongan-kebohongan,dsb.

Penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II hasil rshuffle yang akan segera diumumkan ternyata “mirip” dengan kejadian-2 Pemerintahan Soekarno,Soeharto,dst . Terlalu gemuk dan terlalu ingin mengakomodir berbagai kepentingan dan dukungan politik dari berbagai institusi . Para akademisi yang hanya berpengalaman teoritis & bukan praktis masuk menjadi Wakil Menteri yang jumlahnya sudah mencapai hampir 20 orang sampai hari ini. Bila itu menjadi satu dengan Menteri-2 yang akan diangkat,kemungkinan pejabat setingkat Menteri di KIB-II akan seperti Kabinet Dwikora II yang disempurnakan,karena Wakil Menteri dianggap sebagai pejabat yang Dwitunggal dari suatu Departemen.

Akankah drama pemerintahan SBY akan berakhir seperti para pendahulunya? Rakyat sedang menanti dengan berdebar,semoga saja tidak terjadi kerusuhan seperti Mei 1998 hanya untuk menurunkan sebuah pemerintahan yang tidak beres.

Tambahan :

Susunan Kabinet Dwikora II :
Perdana Menteri
1 Presiden / Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata / Mandataris MPRS / Pemimpin Besar Revolusi: Ir. Soekarno
Presidium
2 Wakil Perdana Menteri I : Dr. Subandrio
3 Wakil Perdana Menteri II : Dr. Johannes Leimena
4 Wakil Perdana Menteri III : Chaerul Saleh
5 Wakil Perdana Menteri IV : K.H. Idham Chalid
6 Menteri Penerangan diperbantukan ke Presidium :Mayjen Achmadi
Menteri Kompartimen

Kompartimen Luar Negeri

7 Menteri Koordinator : Dr. Subandrio

8 Menteri Luar Negeri & Hubungan Perdagangan Luar Negeri: Dr. Subandrio
Kompartimen Hukum & Dalam Negeri
9 Menteri Koordinator : Sartono
10 Menteri Dalam Negeri :Mayjen. Dr. Soemarno Sosroatmodjo
11 Menteri Kehakiman : A. Astrawinata
12 Menteri/Ketua Mahkamah Agung :Wirjono Prodjodikoro
13 Menteri/Jaksa Agung : Brigjen TNI A. Soethardhio
Kompartimen Pertahanan Keamanan / KASAB
14 Menteri Koordinator : Mayjen TNI Sarbini
15 Wakil Menteri Koordinator : Mayjen TNI Mursid
16 Menteri/Panglima Angkatan Darat : Letjen. TNI Soeharto
17 Menteri/Panglima Angkatan Laut : Laksda TNI Muljadi
18 Menteri/Wakil Panglima Angkatan Laut : Mayjen TNI Hartono
19 Menteri/Panglima Angkatan Udara : Marsda TNI Sri Muljono Herlambang
20 Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian : Irjen (Pol) Sutjipto Judodihardjo
Kompartimen Keuangan
21 Menteri Koordinator : Sumarno S.H.
22 Menteri Urusan Bank Sentral : Jusuf Muda Dalam
23 Wakil Menteri Bank Sentral : Arifin Harahap
24 Wakil Menteri Bank Sentral : Mohammad Hasan
25 Menteri Urusan Anggaran Negara : Drs. Surjadi
26 Menteri Iuran Negara : Brigjen (Pol) Drs. Hoegeng Imam Santoso
27 Menteri Urusan Perasuransian : Sutjipto S. Amidharmo
28 Menteri/Wakil Gubernur Pertama Bank Negara Indonesia : JD Massie
Kompartimen Pembangunan
29 Menteri Koordinator : Sultan Hamengkubuwono IX
30 Menteri Perburuhan : Sutomo
31 Menteri Urusan Research Nasional : Suhadi Reksowardojo
32 Menteri Urusan Minyak & Gas Bumi : Mayjen TNI Ibnu Sutowo
33 Menteri Pertambangan : Armunanto
34 Menteri Perindustrian Dasar : Brigjen TNI M. Jusuf
35 Menteri Pariwisata : Sultan Hamengkubuwono IX
Kompartimen Perindustrian Rakyat
36 Menteri Koordinator : Mayjen TNI Dr. Azis Saleh
37 Menteri Perindustrian Tekstil : Brigjen TNI D. Ashari
38 Menteri Perindustrian Ringan : Marsekal Muda Udara Suharnoko Harbani
39 Menteri Perindustrian Kerajinan : Hadi Thajeb
40 Menteri diperbantukan pada Menteri Koordinator Kompartimen Perindustrian Rakyat untuk “Berdikari” : T.D. Pardede
Kompartimen Pekerjaan Umum & Tenaga
41 Menteri Koordinator : Sutami
42 Menteri Listrik & Ketenagaan : Ir. Setiadi Reksoprodjo
43 Menteri Pengairan Dasar : Ir. P.C. Harjasudirdja
44 Menteri Binamarga : Brigjen TNI Hartawan Wirjodiprodjo
45 Menteri Ciptakarya & Konstruksi : David Chen Chung
46 Menteri Jalan Raya Sumatera : Ir. Bratanata
Kompartimen Pertanian dan Agraria
47 Menteri Koordinator : Sadjarwo S.H.
48 Menteri Pertanian : Sukarno
49 Menteri Perkebunan : Drs. Frans Seda
50 Menteri Kehutanan : Soedjarwo
51 Menteri Agraria : Rudolf Hermanses S.H.
52 Menteri Pengairan Rakyat & Pembangunan Desa : Ir. Surachman
Kompartimen Distribusi
53 Menteri Koordinator : Dr. J. Leimena
54 Menteri Perdagangan Dalam Negeri : Brigjen TNI Achmad Jusuf
55 Menteri Perhubungan Darat : Letjen TNI Hidajat
56 Menteri Perhubungan Pos dan Telekomunikasi : Marsekal Udara S. Surjadarma
57 Menteri Perhubungan Udara : Capt. Partono
58 Menteri Transmigrasi & Koperasi : Drs. Achadi
Kompartimen Maritim
59 Menteri Koordinator : Mayjen (KKO) Ali Sadikin
60 Menteri Perhubungan Laut : Mayjen (KKO) Ali Sadikin
61 Menteri Perikanan & Pengolahan Laut : Laksda (Laut) Hamzah Atmohandojo
62 Menteri Perindustrian Maritim : Mardanus
Kompartimen Kesejahteraan
63 Menteri Koordinator : H. Muljadi Djojomartono
64 Menteri Sosial : Ny. Rusiah Sardjono S.H.
65 Menteri Kesehatan : Mayjen TNI Prof. Dr. Satrio
Kompartimen Urusan Agama
66 Menteri Koordinator : Prof. K.H. Sjaifuddin Zuchri
67 Menteri Agama : Prof. K.H. Sjaifuddin Zuchri
68 Menteri Urusan Haji : Prof. K.H. Farid Ma’ruf
69 Menteri Urusan Hubungan Pemerintah dengan Alim Ulama : Marzuki Jatim
70 Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Kompartimen Agama : K.H. Abdul Fattah Jasin
Kompartimen Pendidikan/Kebudayaan
71 Menteri Koordinator : Prof. Dr. Prijono
72 Menteri Pendidikan Dasar & Kebudayaan : Sumardjo
73 Menteri Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan : J. Leimena
74 Menteri Olah Raga : Maladi
Kompartimen Perhubungan Dengan Rakyat
75 Menteri Koordinator : Dr. Roeslan Abdulgani
76 Menteri Penghubung MPR/DPR/DPA/Front Nasional: Ds. W.J. Rumambi
77 Menteri/Sekjen Front Nasional : JK Tumakaka
Menteri Negara
Menteri Negara/Penasehat Presiden
78 Menteri Penasehat Presiden Urusan Funds & Forces : Notohamiprodjo
81 Menteri Penasehat Presiden Urusan Keamanan Dalam Negeri : Jend. (Pol) Sukarno Djojonegoro
81 Menteri Penasehat Presiden Urusan Keamanan Dalam Negeri : Munandjat
82 Menteri Khusus Keamanan : Letkol. Sjafei
Menteri Negara diperbantukan kepada Presidium
83 Menteri Negara : Oei Tjoe Tat
84 Menteri Negara : Brigjen TNI Drs. Ahmad Sukendro
85 Menteri Negara : H. Aminuddin Aziz
86 Menteri Negara : Sudibjo
87 Menteri Negara : Brigjen TNI Mudjoko
Pejabat Negara
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
88 Wakil Perdana Menteri/Ketua MPRS : Chaerul Saleh
89 Wakil Ketua MPRS : Ali Sastroamidjojo
90 Wakil Ketua MPRS : Dr. K.H. Idham Chalid
91 Wakil Ketua MPRS : Mayjen TNI Wilujo Puspojudo
Pejabat Negara berkedudukan sebagai Menteri
97 Sekretaris Negara : M. Ichsan S.H.
98 Menteri/Ketua Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) : Mayjen TNI Wilujo Puspojudo
99 Wakil Ketua II DPA : Prof. Sujono Hadinoto S.H.
100 Wakil Ketua DPR-GR : Sjarif Thajeb
101 Wakil Ketua DPR-GR : Asmara Hadi
102 Wakil Ketua DPR-GR : Laksda (Laut) Mursalin Daeng Mamangung
103 Wakil Ketua DPR-GR : H.A. Syaichu
104 Pemeriksa Keuangan Agung Muda : Sukardan S.H.
105 Pemeriksa Keuangan Agung Muda : Drs. Radius Prawiro
106 Pemeriksa Keuangan Agung Muda : Mochtar Usman S.H.
107 Pemeriksa Keuangan Agung Muda : HA Pandelaki
108 Dirjen Badan Tenaga Atom Nasional : Prof. Dr. G.A. Siwabessy
109 Menteri Penasehat Presiden untuk Urusan Kepolisian : Komjen (Pol) Sunarto
110 Menteri/Komandan Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) : Marsekal Madya Omar Dhani
111 Menteri/Pimpinan Proyek Kopelapip : Kurwet Kartaadiredja
112 Menteri/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta : Mayjen TNI Dr. Soemarno Sosroatmodjo

0 komentar:

DAFTAR ISI

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP